1055 Tahun Hubungan Aceh-Turkistan Diperingati di Komplek Makam Raja Yang Telah Dijadikan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Rate this posting:
{[['']]}
AtjehUpdate.com, Banda Aceh – Untuk kesekian kalinya konsorsium Peusaba menggelar acara bertema sejarah, momen kali ini tentang Aceh-Turkistan. Ketua panitia, Mawardi Usman mengatakan, acara ini digelar sebagai pembelajaran bagi generasi muda Aceh. Rabu (26/07).

Ketua Peusaba Aceh, Mawardi Usman mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan sikap pemerintah yang telah menjadikan titik nol Banda Aceh yang dulu bekas istana Darul Makmur dan bekas balai pelatihan haji menjadi tempat pembuangan sampah dan tinja.

Dirinya mengharapkan agar proyek itu dihentikan, apalagi masih banyak ulama yang makamnya masih ada di dalam kompleks itu.

Dalam hikayat yang dibawa oleh Muammar Al Farisi dikatakan, bahwa kelakuan orang yang  menjadikan makam ulama sebagai tempat buang tinja hanya dilakukan oleh para pasukan salib yang menguasai Palestina sebelum dibebaskan Sultan Salahuddin Al Ayyubi. Ujarnya.

Dia juga menceritakan silsilah sultan Ilako Khan hingga anak cucunya Abdurrauf As Saljuki datang ke Aceh. Kemudian anaknya Sultan Johan Syah jadi Sultan di Banda Aceh pada tahun 601 H atau 1205 M.

Sementara itu, Dr.Kamal Arif selaku pemateri pada kegiatan tersebut mengatakan tentang sejarah dibangunnya plakat titik nol dan juga sejarah singkat Sultan Johan Syah, beliau mengatakan, situs harus dilindungi dan mungkin di Aceh dapat dikembangkan sistem GEO Radar yang dapat melihat isi dalam tanah, jadi hamper tiap tempat diyakini ada makam lama, maka jangan didirikan bangunan disana.

Penjelasan beliau amat mengagumkan para tamu, terutama anak-anak SMA yang hadir dalam acara itu. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Abu Raman Kaoy yang mengatakan, bahwa dosa besar menjadikan makam Sultan dan ulama Islam menjadi tempat sampah dan tempat pembuangan tinja. Jika tidak tahu masih diterima taubatnya oleh Allah, namun jika tahu tapi sengaja maka dia akan dikutuk Allah.

“Kewajiban saya menyampaikan jika sudah tahu namun masih saja membuang sampah dan tinja di kompleks makam ulama maka Allah yang maha perkasa yang akan menghukumnya”, ucapnya penuh amarah.

Acara juga diisi dengan diskusi dan foto bersama, acara ini dihadiri oleh guru dan siswa siswi SMA 1 Banda Aceh, Kapolsek, koramil, dosen, ahli sejarah, BPCB, insan pers dan masyarakat umum.[Red]
Share on Google Plus

About update atjeh

Atjehupdate.com - Media Tegas Berimbang

0 komentar:

Post a Comment