LANGSA - Ancaman yang dilontarkan tokoh budha
radikal asal Myanmar biksu Ashin Wirathu, yang ingin menyerang Aceh dan nelayan
Indonesia terkait penerapan hukuman cambuk yang diberlakukan terhadap penganut
budha di Aceh, ternyata berbuntut panjang. Menyikapi ancaman itu, LSM Gadjah
Puteh menyerukan jihad kepada seluruh rakyat Aceh untuk bersama-sama melawan
Biksu radikal dari Negara Myanmar tersebut.
Direktur
Eksekutif Gadjah Puteh, Sayed Zahirsyah, kepada Atjehupdate.com, Selasa (14/3),
mengatakan, ancaman yang ditebar oleh Biksu Myanmar itu merupakan persoalan
serius yang harus segera disikapi dengan serius pula. Apalagi ancaman akan
menyerang Aceh yang dilontarkan biksu Ashin Wirathu, dilakukan disaat Aceh
sedang melakukan penerapan hukum syariat islam dimana beberapa penganut Budha
ikut dieksekusi cambuk di Aceh karena telah melanggar hukum lokal di Aceh.
“Kita
tidak bisa biarkan biksu-biksu radikal yang telah membunuh banyak kaum muslim
di Negara Myanmar itu, dengan mudah menebar ancaman. Orang Aceh mengalir darah
pejuang dan secara historis, medan perang merupakan wilayahnya orang Aceh.
Jadi, ancaman Biksu yang akan menyerang Aceh karena ada penganut Budha yang
dieksekusi cambuk di Aceh, wajib untuk kita layani,” kata Sayed yang juga akrab
disapa Waled ini.
Dikatakan
Waled, melawan kezaliman atau ancaman biksu Myanmar terhadap Aceh merupakan
jihad bagi seluruh rakyat Aceh. Apalagi para biksu Myanmar secara membabi-buta
telah banyak membunuh ummat muslim etnis Rohingya di Negara tersebut.
“Kita
siap angkat senjata dan berada dibarisan terdepan mendatangi Negara Myanmar
guna menghadapi ancaman yang ditebar oleh biksu disana. Jadi, kita serukan
kepada seluruh rakyat Aceh untuk ikut bersama-sama berjihad agar biksu-biksu
Myanmar tidak sembarangan menebar ancaman terhadap umat Islam,” katanya.
Sebelumnya,
biksu radikal Myanmar Ashin Wirathu mengecam keras tindakan eksekusi hukum cambuk
di Aceh yang diberlakukan terhadap penganut Budha. Bahkan Biksu Ashin Wirathu
ikut mengancam akan menyerang Aceh dan nelayan Indonesia yang melintasi
perairannya, terkait hukuman cambuk dimaksud.
“Tidak
ada satupun umat Budha yang dianiaya kecuali kami akan membalasnya,” demikian
dikatakan Biksu yang bertanggungjawab atas pembantaian muslim etnis rohingya di
Negara Myanmar, sebagaimana dilansir oleh beberapa media.[ZAL]
0 komentar:
Post a Comment