Aceh Tamiang - Ilyas (35), seorang nelayan
tradisional warga Desa Kuala Peunaga, Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang,
ditemukan tewas terapung diperairan laut Aceh Tamiang, berjarak sekitar 20 mil
dari bibir pantai, Senin (13/3) siang.
Jenazah
korban langsung dievakuasi oleh tim gabungan yang terdiri dari Satgas SAR dan
BPBD Aceh Tamiang dibantu aparat TNI/Polri serta masyarakat nelayan setempat
yang sejak dua hari telah mencari korban. Hal itu diungkapkan Ketua Satgas SAR
Aceh Tamiang, Syaiful Sahputra kepada Atjehupdate.com, Senin (13/3) di RSUD
Aceh Tamiang.
Syaiful
menambahkan, pihaknya baru menerima laporan ada nelayan hilang, Minggu (12/3)
sekitar pukul 19.30 WIB dari warga Desa Kuala Peunaga. Hari Sabtu (11/3) Subuh,
korban pergi ke laut untuk mencari ikan, namun hingga menjelang maghrib Ilyas
tak kunjung pulang ke rumah dan membuat keluarganya khawatir serta berusaha
mencari keberadaan korban hingga akhirnya mengabarkan kepada petugas SAR Atam.
“Minggu
pagi sekitar pukul 08.00 WIB, boat milik korban ditemukan warga sudah tak ada
orang. Posisi boat kayu itu sudah hanyut dituwasan berjarak sekitar 8 mil dari
bibir pantai. Selain boat, warga juga menemukan alat tangkap ikan berupa
jaring, namun Ilyas nya belum ketemu,” tutur Ketua Satgas SAR yang akrab
dipanggil Wak Keng.
Selanjutnya,
dilakukan pencarian, Minggu (12/3) namun hasilnya nihil. Pencarian hari kedua
dengan melibatkan petugas gabungan dan jasad korban berhasil ditemukan, Senin
(13/3) sekitar pukul 10.20 WIB saat petugas melakukan penyisiran menggunakan
sejumlah perahu karet di area boat milik korban ditemukan.
“Korban
langsung di evakuasi kerumah duka untuk di fardhu kifayahkan. Namun karena
keluarga tidak terima melihat tubuh korban ada bekas luka memar, maka jenazah
dibawa ke RSUD Aceh Tamiang untuk dilakukan visum,” jelas Ilyas sambil
menyebutkan, sepertinya memang ada kejanggalan.
Istri
korban, Mutiawati (32) yang ikut mengantar jenazah suaminya di visum di RSUD
Aceh Tamiang kepada media mengaku tidak bisa terima kematian suaminya yang
dianggap tidak wajar.
Ia
menceritakan, pada hari Sabtu, suaminya memang belum pulang kerumah dari pagi
hingga sore. Tapi Mutiawati mengaku tidak khuwatir karena ada seorang teman
korban yang sama profesi sebagai nelayan pulang dan meminta dibungkuskan nasi
untuk makan suaminya yang masih berada di laut.
“Dia
bilang suami saya sedang memperbaiki jaring yang rusak dilaut. Ternyata setelah
dicari hanya ditemukan boat dan alat tangkapnya saja orangnya tidak ada. Karena
teman dia pulang dan minta nasi saya kira tidak terjadi apa-apa,” ungkap Wati
bersama seorang anak laki-laki di pojok koridor rumah sakit sambil menangis.
Amatan
Atjehupdate.com di ruang jenazah RSUD Aceh Tamiang memprihatikan, kondisi tubuh
korban sudah agak membengkak akibat lama tenggelam diair. Namun dibagian kening
kanan area mata tampak memar memerah dan gigi korban pun banyak yang sudah
lepas.
Kapolres
Aceh Tamiang, AKBP Yoga Prasetyo, SIK melalui Kapolsek Bendahara Iptu Tavip
Priawein saat dikonformasi, Senin (13/3) membenarkan ada penemuan jenazah
nelayan. Disinggung terkait kematian korban yang tidak wajar, polisi juga
menduga kearah sana. Namun begitu, pihaknya masih menunggu hasil visum dari
RSUD Aceh Tamiang apakah kematian korban murni kecelakaan atau ada
penganiayaan.
“Memang
ada memar, tapi kita tidak mau berandai-andai dan tetap menunggu hasil visum
untuk didalami. Korban meninggal karena tenggelam maka tubuhnya pasti akan
mengalami perubahan,” pungkasnya.[Red]
0 komentar:
Post a Comment