Atjehupdate.com,Langsa – Pilkada
adalah proses demokrasi, dan ciri – ciri masyarakat yang maju adalah bisa
menerima kemajemukan, termasuk majemuk dalam menentukan pilihan siapa sosok
yang akan mereka pilih sebagai pemimpin.
Hal tersebut dikatakan ketua
Panitia Pengawas Pemilihan ( Panwaslih) Kota Langsa, Agus Syahputra
kepada Atjehupdate.com, terkait berbagai kisruh Pilkada yang melibatkan
masyarakat dan timses dan berujung kepada bentrok fisik.
“Saya ingin membandingkan Pilkada Aceh hari ini dengan
pilkada Jawa Timur tahun 2015 yang lalu, mereka, dengan jumlah penduduk hampir
mencapai 38 juta jiwa tapi proses penyelenggaraan Pilkada di sana jauh lebih
kondusif di banding Aceh yang penduduknya hanya kurang dari 4 juta jiwa,”
ujar Agus Syahputra pada Rabu, (11/1/2017) usai menjadi pemateri pada acara SERASEHAN
Pilkada Aceh 2017 dengan tema "Aku
Memilih dengan Hati" yang diselenggarakan oleh The Aceh Institute (AI)
bersama mitra lokal Lembaga Swadaya Masyarakat Gadjah Puteh, di Aula Cakra Donya - Langsa.
Menurut Agus Syahputra kisruh yang terjadi selama tahapan pilkada 2017 di Aceh
disebabkan oleh sebahagian masyarakat Aceh belum bisa membedakan antara
fanatisme pilihan dan makna menghargai kemajemukan dalam berdemokrasi.
Sementara itu Direktur Eksekutif LSM
Gadjah Puteh, Sayed Zahirsyah Al-Mahdaly kepada Atjehupdate.com mengatakan,
bahwa acara Sarasehan yang merupakan kerjasama Komisi Independen Pemilihan
(KIP) Aceh, Panwaslih Aceh, dan Aceh Institute (AI), serta di dukung mitra LSM
Gadjah Puteh Langsa ini, berlangsung selama dua hari yang dimulai dari tanggal
11 sampai 12 Januari 2017 dengan peserta sebanyak 200 orang yang terdiri dari
pemilih pemula, kelompok perempuan dalam wilayah Kota Langsa.
Sayed menambahkan, bahwa kegiatan ini
merupakan bentuk dukungan elemen sipil, dalam rangka memmbantu kinerja pihak
penyelenggara, yaitu KIP dan Panwaslih dalam menyebar luaskan informasi pilkada
yang damai dan bermartabat.
Agar masyarakat memahami peran serta
dan pentingnya keterlibatan mereka secara aktif dalam pesta demokrasi ini.
Karena masyarakat harus memilih dengan benar dan bebas, tanpa ada paksaan, agar
pemimpin yang lahir kedepan adalah murni pilhan hati mereka, tutup Sayed.
Acara yang juga di hadiri langsung oleh Direktur Eksekutif
The Aceh Institute DR.Fajran Zain ini, juga diisi oleh sejumlah
narasumber yaitu komisioner KIP Langsa Marida Fitriani, Ketua Panwaslih Kota
Langsa Agus Syahputra dan Akademisi Dr. Ismail Fahmi,MA dari IAIN Langsa.
Pada kesempatan yang sama analisis
manajer Aceh Institute Ismar Ramadhani, SIP, MA menjelaskan bahwa acara
yang bekerjasama dengan LSM Gadjah Puteh, dan merupakan bagian dari Voters
Education & Stakeholder Outreach dan akan berlangsung di 14 kabupaten/kota
sampai tanggal 28 februari 2017 nanti - [RED]
0 komentar:
Post a Comment