AtjehUpdate.com, - Banda Aceh, Peusaba
Aceh Kembali meminta pemerintah benar-benar serius menjaga situs sejarah di
kompleks Darul Makmur yang meliputi kawasan Gampong Jawa dan Gampong Pande yang
sekarang hampir lenyap karena pembangunan proyek pembuangan sampah dan limbah.
Demikian permintaan yang
disampaikan oleh ketua Peusaba Aceh, Mawardi Usman pada AtjehUpdate.com, Jum’at
(18/08) melalui rilisnya.
Menurutnya, pemerintah Aceh
jangan hanya mengutamakan mengejar penyelesaian proyek yang berjumlah ratusan
milyar namun dengan gampang memindahkan situs tanpa kepeduliandan pelestarian
sejarah. Pemerintah Aceh zaman lampau adalah pemerintahan yang lebih kaya dan
berlimpah harta dibanding sekarang namun mereka tidak menghancurkan situs
moyang mereka.
“Kalau pemerintah demikian
bernafsu dan tamak menghancurkan situs sejarah, maka hasil yang didapat adalah semakin
mempercepat hilangnya kebesaran sejarah Aceh”, ungkap Mawardi.
Pemerintah Aceh harus
kembali ke Basic Islam, kalau tidak apa artinya syari'at Islam, sedangkan
pemerintah sekarang demikian bernafsu dan terburu-buru hendak menghilangkan
makam ulama dan raja yang membawa syari'at Islam di Aceh sehingga dikenal seluruh
dunia.
Peusaba juga menegur BPCB
karena telah memindahkan Makam demi tempat pembuangan limbah Tinja, hal ini
amat berbeda dengan Tim BPCB di kompleks Cut Nyak Dhien, karena disana satu
pohon pun tidak bisa ditebang tanpa diketahui BPCB, dan setiap proyek dalam
kompleks situs Cut Nyak Dhien selalu dipantau BPCB di Sumedang
sedetail-detailnya.
Karena itu Peusaba Aceh
meminta BPCB bijak dalam melakukan perlindungan situs, jika makam raja dan
ulama serta situs bisa dipindahkan demi proyek maka apa gunanya BPCB. Tukas Mawardi.[Red]
0 komentar:
Post a Comment