AtjehUpdate.com, "Mudik", sebuah kata yang tak
asing lagi bagi masyrakat di Indonesia. Ya, mudik adalah berlayar, pergi atau
cak pulang ke kampung halaman (KBBI). Dapat kita pahami bahwa mudik merupakan
tradisi yang dilakukan masyrakat di negeri ini untuk pulang ke kampung halaman
dari ibu kota untuk merayakan hari Raya Idul Fitri bersama keluarga serta sanak
saudara setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh.
Bermacam ragam cara yang
ditempuh. Ada yang memilih transportasi umum seperti kapal, pesawat, kerata
api, bus dan lainnya. Bahkan tak sedikit juga yang memilih transportasi pribadi
salah satu nya roda dua (motor).
Tak ketinggalan, saya pun
bersama rekan-rekan (Aldo, Dani dan Maulizar) juga melakukan mudik menuju
kampung halaman tercinta (Aceh Barat Daya) dengan jarak tempuh lebih kurang 300
km selama 7 jam perjalanan. Kali ini kami pun memilih jalur darat dengan roda
dua (motor). Tentu sangat beralasan bagi
kami, selain praktis juga sekaligus dapat melihat pemandangan alam yang indah
di pesisir Barat Selatan Aceh. Namun, tantangan yang dihadapi adalah cuaca
panas selama perjalanan. Wuuuh, saran saya anda tetap kuat dalam menjalani
ibadah puasa bagi bersepeda motor seperti kami.
Ada hal yang cukup
mengejutkan kami saat memasuki wilayah Aceh Jaya. Tiba-tiba, sekitar jam 12.00
wib terlihat awan putih berlafazkan Allah dalam tulisan Allah. Dengan spontan
pun, saya mengucapkan "Subhanallah" sembari dalam hati berdoa
"mudah-mudahan kami tiba dengan selamat, amin".
Mudik, let's go! Moga kita
bisa merayakan Idul Fitri 1438 H bersama orang-orang yang kita cintai dan tiba
dengan selamat bagi anda yang menjalani mudik dimanapun. Amiin
Sebelum berangkat bagi
anda penggguna motor untuk mengecek kesiapan kendaraan. Mulai dari rem, ban
motor, oli, STNK, SIM dan lainnya. Dan pastikan bagi anda yang hendak melakukan
mudik punya kampung halaman (Cak Lontong).[Najmi]
0 komentar:
Post a Comment