Wilson Lalengke, Ketua Umum PPWI Pusat
AtjehUpdate.com, Jakarta
– Terkait ancaman yang dilakukan salah seorang kontraktor di Aceh Selatan,
Ketua Umum PPWI Pusat angkat bicara.
Ketua Umum PPWI Pusat, Wilson
Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA mengatakan, Bahwa ancaman bagi jurnalis dari berbagai
pihak yang merasa "terancam" eksistensinya akibat pemberitaan akan
selalu ada, dan selalu mengintai para wartawan. Bentuk dan jenis ancaman
bermacam-macam, mulai dari yang halus hingga kasar, dari yang sekedar kata,
hingga aksi anarkis dan pembunuhan.
Seperti diberitakan
sebelumnya, bahwa ancaman ini dialami oleh Hendrik (wartawan Aantara) dan
Taufik Zass (wartawan Serambi) beberapa hari yang lalu. Maka dalam hal ini PPWI
sangat menyayangkan dan mengecam tindakan tersebut.
PPWI juga menghimbau, agar
para jurnalis mesti selalu waspada setiap saat, dimanapun berada dalam kondisi
apapun juga. Maka atas kejadian pengancaman ini, penguatan solidaritas dan
soliditas teman-teman jurnalis di Aceh Selatan, dan Aceh secara keseluruhan, merupakan
kebutuhan mutlak. Dengan persatuan dan kesatuan para jurnalis yang kuat,
ancaman dari pihak manapun dapat diantisipasi dan/atau diatasi.
Alumni LEMHANAS ini juga
menambahkan, salah satu tujuan pembentukan kepengurusan PPWI Aceh Selatan
adalah untuk menghimpun dan meningkatkan solidaritas dan soliditas kawan-kawan
jurnalis dan pewarta warga di wilayah tersebut, yang nantinya bersama-sama
dengan kepengurusan wilayah lainnya, juga antar organisasi jurnalis yang lain,
bersatu-padu saling membantu, saling mendukung, saling menjaga satu dengan
lainnya dalam menghadapi segala bentuk ancaman dan tantangan jurnalisme di masa
depan.
Dalam kaitan itu, dirinya juga
merincikan, terkait dengan substansi kejadian pengancaman wartawan di Aceh Selatan
oleh oknum kontraktor, PPWI sangat menyayangkan perilaku barbar sang oknum
tersebut. Yang bersangkutan harus memahami bahwa dana yang digunakan untuk
membangun gedung sekolah itu adalah uang rakyat, sehingga menjadi hak penuh masyarakat
untuk terus mengawasi dan mengkritisi segala bentuk penggunaan uang rakyat itu.
Untuk itu, PPWI menghimbau
agar setiap kontraktor dan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek
pembangunan di manapun, khususnya di Aceh Selatan, agar melakukan tugas dan
tanggungjawabnya dengan benar sesuai aturan yang ada. Hentikan ancam-mengancam,
resikonya akan membahayakan diri sendiri, pintanya.
Sebagai
Ketua umum PPWI, Wilson Lalengke juga menyarankan, agar setiap orang yang
merasa dirugikan atas sebuah pemberitaan, silahkan memberikan klarifikasi
berbentuk pemberitaan juga di media massa. Media wajib memberikan ruang hak jawab
bagi setiap pihak yg telah menjadi subyek maupun obyek pemberitaannya. Tiada
seorangpun warga negara yang kebal hukum, jika ada indikasi penyalahgunaan uang
rakyat, dia harus diproses secara hukum.
Adapun
hal yang terkait dengan kerusakan gedung SMA Pasie Raja yang menelan biaya
miliaran dalam kurun waktu belum lama digunakan itu, aparat terkait perlu
mengambil inisiatif untuk melakukan investigasi lapangan, meneliti kemungkinan indikasi
penyimpangan yg terjadi. Semua yang terlibat dalam konspirasi penyalahgunaan
anggaran negara harus diperiksa, mulai dari dari perencanaan di instansi
pemerintah, hingga kontraktor pelaksana proyek. Polisi, Jaksa, bahkan KPK mesti
turun melakukan pemeriksaan dilapangan.
“Kepada
setiap jurnalis dan pewarta warga, agar senantiasa waspada terhadap segala
ancaman, jika dipandang membahayakan nyawa Anda, segera koordinasi dengan rekan
seprofesi dan ambil langkah hukum, buat laporan ke aparat berwajib. Jangan
melakukan ancaman balik, apalagi tindakan anarkis terhadap si pengancam,
biarkan sistem hukum yang menyelesaikannya”, pungkasnya.[Red]
0 komentar:
Post a Comment