AtjehUpdate.com, Langsa
– Kanker kolekretal menjadi ancaman serius bagi masyarakat akhir-akhir ini. Perubahan
pola hidup, seperti pola makan, merokok, minum alkohol, telah merubah angka penderita
kanker kolorektal dari urutan ke-7 menjadi urutan ke-3, seperti data yang
dipaparkan oleh Globacan tahun 2012.
Kolekretal adalah kanker
yang terjadi pada bagian usus besar. Hal ini sangat mengancam masyarakat yang
memiliki perilaku pola hidup seperti tersebut di atas.
Demikian disampaikan Ketua STIKes Cut Nyak Dhien Langsa, Edy Mulyadi, pada acara seminar keperawatan
nasional yang diselenggarakan oleh CV Balai Asuhan Keperawatan Edwcare Langsa,
Rabu (29/3/2017), di Aula Cakra Donya Langsa.
Dalam paparannya, Edy
Mulyadi juga menyampaikan, gejala kanker kolekretal sulit terdeteksi pada tahap
dini. Tapi, gejala yang biasa dirasakan adalah nyeri, feces kadang berdarah,
kecil atau pipih seperti pita, diare dan konstipasi bisa saling bergantian. "Penangan
kanker kolorektal adalah pembedahan untuk membuat stoma dan kemoterapi,"
sebutnya.
Dalam seminar tersebut
juga menghadirkan dosen Fakultas Keperawatan USU, Ns. Asrizal. Pada kesempatan
yang sama dalam materinya disampaikan tentang stoma dan komplikasi stoma. Ia
menjelaskan, menjadi seorang penyandang stoma atau ostomet di Indonesia masih
banyak mengalami kendala seperti kantong stoma (colostomy bag) sulit didapatkan
sehingga kualitas hidup ostomet menjadi rendah.
Salah seorang pengurus DPW
PPNI Aceh, T Iskandar Faisal, dalam materinya menyampaikan tentang aspek legal
dan etik perawat dalam menangani pasien dengan kanker kolorektal.
Kegiatan seminar yang
berlangsung sehari itu dihadiri oleh 600 perawat dari seluruh Aceh.[Red]
0 komentar:
Post a Comment